The MECRI Nadiem Makarim’s “Freedom of Learning”: A Critical Study of John Dewey’s Pragmatic Philosophy

<p class="abstrak">“Freedom of Learning” is the MECRI Nadiem Makarim’s sensational policy. Its top goals are to provide students with freedom thinking and urge teachers shift their education paradigms from traditional contemporary ones. However, facts assume that such a policy trumping up secretly includes Indonesian in list secular capitalist-style curriculum. The seem biased even counter-productive if they left unexplored. Therefore, this study aimed diagnose meaning John Dewey’s pragmatic philosophy its effects. This was qualitative research. Observation technique for collecting data. Miles Huberman’s model analyzing Credibility dependability were used examine validity results showed implied learning interpreted as process building students’ reality through interaction real life. Knowledge based on experiences constructed using scientific methods. teacher’s role develop critical creative skills process. curriculum prepares changes, research verification, problem-solving activities. More importantly, urges bring classes closer digital technology e-devices, arouses global awareness 7C’s X 3C’s + 1I’s. In conclusion, aims advance value quality current era technology. </p><p><em>“</em><em>Merdeka Belajar” adalah kebijakan sensasional Mentri Pendidikan R.I. Makarim yang tujuan utamanya untuk memberikan mahasiswa kebebasan berpikir serta mendorong para guru bisa merubah paradigma pendidikan mereka dari tradisional ke kontemporer. Namun, fakta berasumsi bahwa semacam itu sebuah rekayasa belaka dan secara diam-diam memasukkan Indonesia dalam daftar kurikulum ala kapitalis sekuler. Fakta tersebut tampak bias bahkan kontra-produktif jika dibiarkan tidak dieksplorasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mendiagnosis makna filsafat pragmatis Dewey efek menyertainya. Ini kualitatif. Observasi merupakan teknik pengumpulan Model Huberman menganalisis Kredibilitas ketergantungan digunakan menguji validitas Hasil menunjukkan tersirat belajar mentri dimaknai sebagai proses membangun realitas siswa melalui interaksi dengan kehidupan nyata mereka. Pengetahuan didasarkan pada pengalaman dikonstruksi menggunakan metode ilmiah. Peran mengembangkan kemampuan kritis kreatif Kurikulum berfokus mempersiapkan perubahan, verifikasi, kegiatan pemecahan masalah. Lebih penting lagi, mendesak membawa lebih dekat penguasaan teknologi perangkat elektronik, membangkitkan kesadaran keterampilan Kesimpulannya, memajukan nilai kualitas bagi masyarakat di saat ini.</em><em></em></p>